Ampera,
Ikon Kebanggan Masyarakat
Frans
Apriliadi/12201241006/PBSI K
Sebuah jembatan telah menjadi semacam lambang kota, terletak di
tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang
Ulu dan Seberang
Ilir
yang
dipisahkan oleh sungai musi. Sebuah jembatan yang berdiri kokoh dengan panjang 1.117 meter, dengan
lebar 22 meter, dan dihiasi oleh dua menara yang masing-masing memiliki
ketinggian yang sama yakni 63 meter membuat jembatan ini mempunyai ciri khas
tersendiri. Kontruksi yang kesemuanya menggunakan baja besi yang sudah dicat warna
merah yang merupakan salah satu warna kebanggaan masyarakat Palembang.
Masyarakat sekitar biasa menyebutnya jembatan ampera.
Jembatan ini merupakan salah satu obyek wisata utama kota ini.
Jembatan yang bentuknya unik ini merupakan bangunan Jepang di tahun 1962.
Bagian tengah dari jembatan ini dahulunya bisa diangkat ketika kapal-kapal
besar akan melewati bawah jembatan. Namun, sudah
lama jembatan ini tidak bisa diangkat, sehingga hanya kapal kecil saja yang
bisa melintasinya dikarenakan alat pengangkat yang terletak di atas tiang,
diturunkan karena dapat sewaktu-waktu terjatuh dan menimpa orang yang berjalan
atau kendaraan yang ada dibawahnya.
Dari atas jembatan ini,
kita dapat melihat jalan untuk jalur kendaraan hanya terdapat 4 ruas. Itupun hampir
setiap hari dipadati kendaraan roda empat maupun dua, selebihnya para pejalan
kaki yang singgah sejenak untuk menikmati sungai musi. Sulit dibayangkan, jika
dilewati kendaraan terus menerus selama 24 jam tanpa henti. Tetapi inilah, daya
magnet jembatan ampera, walaupun setiap hari masyarakat Palembang melintasinya,
selalu saja ada rasa kerinduan untuk singgah dan bercerita bersama kekasih
maupun anggota keluarga.
Jika
kita mencari kapan pesona jembatan palembang, maka sore harilah titik awalnya.
Biasanya masyarakat Palembang menikmatinya dengan duduk-duduk di sekitar Benteng
Kuto Besak yang menjadi tempat yang tepat untuk menikmati jembatan ampera
dengan latar belakang matahari tenggelam sambil menikmati jagung bakar yang
biasa dijual oleh para pedagang kaki lima. Dan apabila beruntung kita bisa
menjumpai Bapak-bapak Tukang foto keliling yang biasa menawarkan jasanya kepada
para masyarakat Palembang yang ingin mengabdikan kenangan dengan jembatan ampera.
Apalagi pada waktu malam hari, germelap lampu
hias di sepanjang jembatan ini menjadi bentuk keindahan yang seolah
disembunyikan terlebih dahulu kepada pada waktu siang. Gemerlap lampu
warna-warni yang menghiasi setiap lekukan jembatan ampera membuat jembatan ini
tambah terlihat indah, ditambah pantulan warna-warna lampu diatas sungai musi
yang menambah kekaguman. Maka wajar, jika masyarakat menganggap kalau menikmati
jembatan
ampera akan terasa sempurna saat malam hari. Puluhan lampu yang cantik akan
menghiasi jembatan ini, dijamin akan membuat Anda terpana. Pemandangan istimewa
yang wajib diabadikan dalam kamera. Tidak sedikit wisatawan yang menghabiskan
malam dengan berfoto atau menikmati cahaya lampunya.
Sehingga wajar jika Jembatan Ampera atau yang
merupakan singkatan dari Jembatan Amanat Perjuangan Rakyat ini dijadikan tempat
yang tepat untuk menyelenggarakan kegiatan besar salah satunya perayaan
pergantian tahun, sehingga masyarakat disekitarnya dapat menikmati indahnya
jembatan ampera dengan ditemani kembang api yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar