Selamat Datang Di blogku...Selamat Membaca Semoga Bermanfaat
Kupersembahkan Rangkaian Kata-Kata Indah Buat Ibu Saya Tercinta Dirumah, Wanita Yang Paling Saya Cinta Dan Paling Saya Bangga

Senin, 05 Mei 2014

Peringatan Hari Bumi Sedunia

Kemanakah Wajah Bumi Kita? Sebuah Renungan Bagi Mereka yang Peduli

            Hari Bumi, ditetapkan setiap tanggal 22 April merupakan  wujud dari kepedulian dan gerakan sosial manusia terhadap perubahan fisik bumi. Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun, dianggap menjadi faktor utama terjadinya kerusakan lingkungan. Manusia yang seyogyanya menjadi sumber terciptanya teknologi, informasi dan pengetahuan memanfaatkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk merusak lingkungan. Hasilnya, timbullah berbagai macam kerusakan lingkungan dan bencana yg menjadi permasalahan sosial dalam masyarakat.
            Bumi tempat tingggal manusia merupakan salah satu planet yang terdapat di dalam susunan tata surya. Satu-satunya planet yang memiliki unsur kehidupan dan layak untuk ditempati. Sebuah planet yang membutuhkan waktu milyaran tahun dan evolusi yang lama sempai terbentuklah planet yang kita lihat seperti sekarang ini.
            Sebagai satu-satunya planet yang bisa dihuni, diantara planet-planet di dalam susunan Tata Surya. Diperkirakan jumlah penduduk bumi hampir mencapai 8 milyar manusia. Di Indonesia, jumlah penduduk hampir mencapai seperempat jumlah penduduk dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diakses pada tanggal 3 Maret 2014 menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 mencapai 231.641.326 jiwa yang tersebar sebanyak 49,79 persen di perkotaan dan 50,21 persen di perdesaan.
            Jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun ini, tidaklah sebanding dengan luas wilayah Indonesia yang berdasarkan data Badan Statistik PTKPT yang diakses pada tanggal 6 Maret 2014  hanya 1.826.440 km2 berada pada urutan ke 16 di bawah Arab Saudi dan Meksiko. Luas wilayah yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang sebagian besar disebabkan oleh perbuatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
            Masalah umum yang sering terjadi adalah permaslahan sampah. Sampah menjadi masalah kompleks yang dapat merusak siklus bumi. Hal ini menjadi permasalahan serius di kota-kota besar yang menjadi pusat industri seperti Jakarta, Bandung, maupun Surabaya. Namun persoalan tidak berhenti pada proses pembuangan sampah, akan tetapi pada tempat penimbunan sampah yang diperkirakan dapat mencapai 1.500 ton sampah per hari.
Jumlah sampah tersebut belumlah termasuk jumlah sampah yang menumpuk di sekitar pintu sungai. Kondisi ini diperburuk dengan aktifitas masyarakat yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan akhir mereka. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan sampah dan pendangkalan yang hampir mencapai 3 sampai 5 meter. Kondisi semacam ini, jika dibiarkan akan menyebabkan aktifitas sungai terganggu. Sumber air bersih akan berkurang, air sungai berubah warna dan berbau, sampai berpotensi terjadinya banjir pada musim penguhujan tiba.
Dilain sisi, jumlah sampah yang tidak terbendung ini jika terus di biarkan akan mengancam kesehatan masyarakat yang berada di sekitarnya. Jumlah sampah yang sebagian besar terdiri dari plastik, kaleng dan botol bekas yang menurut penelitian tidak akan hancur selama 30 tahun jika tidak melewati proses daur ulang, dapat dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus yang dampaknya paling serius dirasakan dan sering terjadi di musim penghujan, disamping penyakit diare dan mutaber.
Permasalahan tidak berhenti pada sampah saja. Maraknya penebangan liar, pembakaran hutan dan pembakaran lahan menjadi salah satu fokus perhatian dari manusia. Penebangan hutan secara legal menjadi permasalahan terbesar yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Betapa tidak, diperkirakan negara Indonesia mengalami kerugian hampir mencapai 5 miliar dolar per tahunnya.
Berdasarkan data Kementerian Kehutanan diakses pada tanggal 12 Maret 2014 menyebutkan bahwa luas hutan hujan semakin menurun semenjak tahun 1960an yang semula 82 persen negara Indonesia ditutupi hutan hujan menurun menjadi 68 persen pada tahun 1982, turun kembali menjadi 53 persen pada tahun 1995 dan sekarang hanya tersisa 49 persen saja. Penurunan yang segnifikan ini, jika dibiarkan terus berlanjut akan menimbulkan kerugian sosial dan hutan akan kehilangan fungsinya sebagai peresap air hujan dan menahan longsornya tanah. Efeknyapun dirasakan oleh masyarakat seperti terjadinya banjir, tanah longsor atau kekurangan air bersih.
Bahkan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, sering sekali terjadi pembakaran hutan yang dilakukan oleh para petani khususnya di daerah sumatera dan kalimantan. Kebakaran hutan dan lahan baik dilakukan secara sengaja atau tidak, dapat menimbulkan masalah yang cukup besar terhadap bumi. Di Indonesia, masalah kebakaran hutan dan lahan sudah menjadi permasalahan serius, bahkan melibatkan antar negara.
Kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan cara membakar, dianggap sebagai salah satu cara yang cepat tanpa mengeluarkan biaya yang mahal dalam mengolah lahan pertanian baru. Disamping kemudahan itu, dampak yang ditimbulkan tidaklah sedikit. Mulai dari polusi udara, jarak pandang yang terbatas, oksigen yang menipis, sampai kanker paru-paru.
Menurut Lestari (2000:172) mengatakan dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan yang umumnya terjadi di beberapa titik di wilayah Indonesia, dapat menyebabkan pencemaran udara yang dapat membahayakan kehidupan manusia terutama sistem pernafasan, dan jika dicermati lebih lanjut akibat pencemaran udara lebih berbahaya dibandingkan dengan pencemaran pada air dan makanan.
Hilangnya hutan akibat dari pembakaran dan penebangan secara liar, membuat kapasitas oksigen yang diperlukan semakin menipis. Berkurangnya populasi hutan berpengaruh juga terhadap perubahan suhu bumi. Tempreratur suhu bumi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun disebabkan oleh meningkatnya gas-gas emisi hasil pembakaran hutan atau asap pabrik seperti karnondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi panas yang dihasilkan oleh matahari terperangkap sepenuhnya di atmosfer bumi.  
Akibatnya terjadilah pemanasan global yang berdampak terhadap panasnya suhu bumi yang mempengaruhi proses mencairnya es di kutub di utara dan selatan bumi. Jika hal ini terus berlangsung diperkirakan semua dataran rendah yang ada di seluruh dunia akan tertutupi oleh air, bahkan pulau jawa yang menjadi urat nadi perekonomian Indonesia akan ikut tenggelam.
Menghadapi kondisi bumi yang setiap tahun mengalami perubahan. Banyak upaya yang sebenarnya dapat dilakukan oleh manusia, mulai dari cara sederhana sampai gerakan rakyat semesta. Upaya tersebut dapat dilakukan dari kehidupan diri sendiri, keluarga sampai masyarakat. Mulai dari kegiatan pengurangan limbah plastik dan kertas, mengurangi aktifitas kendaraan bermotor, hemat listrik dan air, memanfaatkan berbagai macam bahan daur ulang, gerakan menanam satu pohon, maupun mendukung segala aktifitas pelestarian alam dan menjaganya. Sebuah upaya sederhana yang setidaknya sedikit mengembalikan wajah bumi kita.
Pemasalahan-permasalahan yang dialami oleh bumi sekarang sebenarnya bukan lagi permasalahan yang dikategorikan biasa. Permasalahan ini sudah menjadi permasalahan serius yang harus segera diatasi oleh manusia. Betapa tidak, jika hal ini terus dibiarkan begitu saja. Kondisi bumi, lingkungan, sumber daya alam, keindahan yang ada di dalamnya tidak dapat dinikmati oleh generasi berikutnya. Mereka hanya dapat membayangkan, padahal seharusnya harus dirasakan.
Sebuah upaya yang sederhana bisa membalikan dan menimbulkan sedikir perubahan terhadap kondisi bumi di masa depan. Wujud perubahan itu masih ada tinggal bagaimana manusia memanfaatkan dan mengaplikasikannya, demi kehidupan esok yang lebih baik.

Daftar Pustaka
Lestari,  Sri. 2000. “Dampak dan Antisipasi Kebakaran Hutan. Jurnal Teknologi Lingkungan”. Volume 1, Nomor 2, Januari.

Badan Pusat Statistik.2013. Jumlah dan Distribusi Penduduk. Diakses dari http://sp2010.bps.go.id/ pada tanggal 3 Maret 2014.

Badan Statistik ptkpt.2014. Luas Daratan-Perbandingan Jumlah Laki-laki. Diakses dari http://statistik.ptkpt.net/_a.php?_a=area&info1=4 pada tanggal 6 Maret 2014.

Forum Kementrian Kehutanan. 2013. Perlunya Pencegahan Penebangan Hutan Secara Liar. Diakses dari http://www.dephut.go.id/forum/index.php/forums/posts/0/52c4a40f3ae1d pada tanggal 21 Maret 2014.                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA DAN HARAP ISI BUKU TAMU DAN TINGGALKAN ALAMAT SITUS ANDA INSYAALLAH AKAN SAYA KUNJUNGI