Tugas I:Laporan Pembacaan Buku
Meringkas
Buku-buku SSI
dariPerpustakaanBergilir
Oleh
Frans Apriliadi/12201241006
Laporan ke-3
Kelompok Balai
Pustaka
Judul Buku : Ikhtisar Sejarah Sastra indonesia
Penulis :
Ajip Rosidi
Penerbit :
Percetakan Binacipta Bandung
TahunTerbit : 1986
Ringkasan Isi Buku
Sejak abad ke-19, banyak hasil karya
sastra Melayu yang tidak ditulis oleh orang-orang yang berasal dari Kepulauan
Riau atau Sumatera. Juga bahasa yang dipergunakannya akan sulit disebut
sebagai bahasa Melayu yang murni atau bersih. Bahasa yang digunakan oleh para
pengarang itu bukanlah bahasa Melayu Tinggi melankan bahasa Melayu Rendah
atau Bahasa Melayu Pasar. Biasanya bentuk karyany berupa hikayat , syair,
pantun dan karya sastra lain yang indah serta usianya yang sudah
berabad-abad. Namun, dalam perkembangannya sastra tidak hanya didominasi
sastra Melayu semata tapi juga banyak bermunculan kesustraan Jawa yang
dianggap paling tua dan paling kaya di seluruh Kepulauan Nusantara, terbukti
pengaruhnya tampak pada kesstraan di Asia Tenggara, seperti Cerita Pandji,
Epos Mahabharata dan Ramayana dari india yang bumi subur di dalam
sastra Jawa. Kemudian diikuti Kesustraaan Sunda yang termasuk satu kesustraan
yang tua dan kaya pula. Tetapi berbeda dengan kesustraan Jawa, perhatiaan
terhadao naskah-naskah kuno sunda oleh para sarjana masih kurang, sehingga
masih banyak naskah kuno yang belum
diketahui. Naskah yang berhasil ditemukan diantarana Cerita Parahyangan,
Cerita Waruga Guru, Kunjarakarna dan lain sebagainya termasuk juga pantun
Lutung Kasarung, Mudinglaya di Kusumah , Ciung Wanara dan masih banyak
lagi.
Dalam perkembangannya beberapa orang berusaha mencoba membuat babakan
waktu sejarah sastra Indonesia, diantaranya menjadi dua babakan waktu :
1. Masa
Kelahiran atau Masa Penjadian ( sekitar 1900-1945) yang dibagi lagi menjadi
beberapa priodesasi :
a.
Priode awal hingga 1933,
b.
Priode 1933-1942,
c.
Priode 1942-1945.
2. Masa
Perkembangan (1945 sampai sekarang) yang dibagi lagi menjadi beberapa
priodesasi :
a.
Priode 1945-1953,
b.
Priode 1953-1961,
c.
Priode 1961-sampai sekarang.
Ddamam pembabakan ini digunakan istilah “priode” dan bukan “angkatan”
karena “angkatan” dalam sastra Indonesia sekarang telah menimbulkan berbagai
kekacauan.
|
Komentar
Dalam
buku ini banyak hal yang dapat diambil dan menambah pengetahuan kita sebagai
seorang pembaca, diantaranya buku ini menjelaskan kenapa sejak dari halaman
pertama sampai akhir penulis tidak pernah menuliskan babakan waktu dalam
Kesustraan Indonesia dengan nama “Angkatan” akan tetapi memilih memakai
“priode”. Ternyata penggunaan nama “priode” itu ada alasannya karena dahulu
istilah “angkatan” menimbulkan kekacauan, dimana perbedaan antara angkatan
yang satu dengan angkatan yang lain
ditekankan dengan adanya perbedaan konsepsi masing-masing angkatan
termasuk permasalahan norma.
Selain itu juga buku ini selain
menjelaskan Priode Kesustraan Indonesia secara rinci dengan menjelaskan siapa
saja pengarang yang paling berpengaruh pada setiap priodesasinya, termasuk
dengan biografi, karya yang diciptakannya dan penjelasan setiap karya
tersebut termasuk karya yang menjadi suatu fenomenal, serta disertai dengan
foto pengarang. Serta buku ini juga memberikan pengetahuan baru mengenai
buku-buku yang dilarang pada masa
tahun 1959 yang jumlahnya sampai 60 judul buku, lengkap dengan nama
pengarang, judul buku dan penerbit yang kebanyakan didominasi oleh Pramoedya Anata Toer yang mencapai16 buku.
Namun dibalik keunggulan itu terdapat kekurangannya diantaranya pada penjelasan
drama, disana dikatakan terdapat karya seperti karya Armijin Pane yang banyak
menulis drama. Namun, drama seperti apa yang ditulis dan bentuk dramanya
seperti apa tidak dijelaskan secara lengkap di buku ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar