Selamat Datang Di blogku...Selamat Membaca Semoga Bermanfaat
Kupersembahkan Rangkaian Kata-Kata Indah Buat Ibu Saya Tercinta Dirumah, Wanita Yang Paling Saya Cinta Dan Paling Saya Bangga

Senin, 05 Mei 2014

Implementasi Membaca Kreatif PBSI FBS UNY


PENTINGNYA PENGENALAN SEX EDUCATION TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI OLEH ORANG TUA MELALUI PERMAINAN DIAGRAM EDUCATION
Frans Apriliadi/12201241006/PBSI A.E 2012
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS
UNY

A.      Identitas Artikel
Anak usia dini pada perkembangan saat ini menjadi salah satu yang paling mudah dipengaruhi. Anak-anak dan remaja dianggap sangat renta terhadap informasi yang salah mengenai seks. Hal ini bisa menjadi suatu hal yang serius jika tidak dapat ditangani dengan benar, dilihat dari  informasi yang berkembang di dalam lingkungan masyarakat sangat mudah diperoleh dan diterima oleh anak-anak yang pada usianya yang masih sangat muda, dan memiliki kengingintahuan yang besar.
Menghadapi permasalahan tersebut, orang tua seharusnya memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak mereka. Walaupun pada dasarnya, membicarakan masalah seks dianggap suatu hal yang tabu untuk dibicarakan di depan anak-anak apalagi untuk mengajarkannya. Kenyataan yang terjadi, muculnya berbagai kasus yang terjadi di Indonesia seperti halnya eksploitasi seks pada anak-anak di bawah umur, kekerasan seksual, sampai seperti yang baru-baru ini terjadi pada salah satu sekolah di Jakarta, yang siswanya mengalami pelecehan seksual dari oknum yang bekerja di sekolah tersebut. Hal ini menjadi kasus yang luar biasa, dan begitu banyak menyita perhatian dikarenakan ditemukan banyak kejanggalan yang terjadi di dalam kasus tersebut.
Berdasarkan hasil survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukan bahwa lebih dari 60% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Hal ini diperburuk dengan adanya survei yang mengatakan hampir 90% siswa-siswi dari tingkat SMA sudah pernah menyaksikan film porno. Sebuah angka yang memperhatinkan di negeri yang cukup menjunjung tinggi nilai moral dan nilai agama. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnnya pendidikan seks kepada anak-anak maupun remaja.
Tingginya kasus kekerasan seksual pada anak, umumnya bisa dilakukan oleh orang-orang terdekat, tidak terkecuali dapat dilakukan oleh salah satu anggota keluarga. Merupakan suatu bukti nyata, bahwa kekerasan seksual maupun pelecehan seksual dapat terjadi kapanpun dan di manapun. Buktinya saja, banyak kasus yang bermunculan seperti seorang Ayah yang tega menodai anak kandungnya sendiri sebanyak tiga sampai lima kali, bahkan sampai mengandung tujuh bulan. Hal ini belum diperparah dengan adanya kasus kekerasan seksual yang melibatkan Ayah dan anak tirinya.
Melihat dari berberapa kasus di atas kita dapat mengetahui pentingnya pemahaman akan pendidikan seks pada anak usia dini, dimana hal ini kurang diperhatikan oleh orang tua pada masa kini. Kebanyakan orang tua menganggap remeh dan menyerahkan begitu saja kepada lembaga pendidikan seperti sekolah yang diberikan kewenangan mengajarkan akan pentingnya pendidikan seks kepada anak-anak mereka. Padahal seharusnya, yang paling bertanggung jawab mengajarakan pendidikan seks di usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi.
Pengenalan pendidikan seks ini diharapkan anak-anak mulai mengenal akan identitas diri dan keluarga, mengenal anggota-anggota tubuh mereka, serta dapat menyebutkan ciri-ciri tubuh yang seharusnya tidak boleh diperlihatkan kepada setiap orang. Pengajaran pendidikan seks kepada anak usia dini bukan suatu hal yang mudah, kesemuanya membutuhkan proses yang panjang. Namun, dengan diadakannya pendidikan seks ini diharapkan anak-anak usia dini tidak mengambil langkah yang salah dalam hidupnya.

B.       Proses Kreatif
Berdasarkan makalah yang telah dibaca, mucul suatu rasa ketakutan akan nasib generasi Indonesia ke depannya. Jika diperhatikan, banyak sekali permasalahan yang berhubungan dengan seks bebas, pelecehan seksual, kekerasan seksual, sampai muculnya anak-anak yang terjerumus ke dalam kehidupan hubungan sesama jenis yang dianggap menjadi suatu hal yang biasa pada zaman modern seperti saat ini. Hal ini terjadi dikarenakan permasalahan yang pada dasarnya dapat dicegah melalui pengenalan pendidikan seks pada anak, namun belum bisa dilakukan karena belum mucul keinginan dari seseorang untuk memulainya.
Menghadapi permasalahan dan isu yang terjadi saat ini, timbul anggapan bahwa rasa moral dan akhlak sudah tidak diutamakan lagi. Peran orang tua sangat penting untuk mendampingi anak memberikan arahan-arahan yang baik agar anak memahami serta mampu menjaga organ seksualnya dengan baik dan benar. Inilah salah satu pembentukan akhlak agar generasi muda memiliki benteng untuk melawan segala bentuk pornografi yang mampu merusak generasi muda pada masa kini dan masa yang akan datang.
Jika hal ini terus dibiarkan, mucul berbagai macam masalah yang tentunya dapat mempengaruhi sistem perkembangan psikologi seorang anak. Seorang anak yang mengalami kekerasan seksual, umumnya mengalami tekanan yang berat dan menimbulkan rasa ketakutan terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya. Seorang anak yang awalnya sangat terbuka terhadap segala sesuatu dan setiap orang, dapat berubah menjadi anak yang tertutup dan tidak mau mengenal siapapun yang dianggapnya dapat melakukan hal yang sama seperti yang pernah dialaminya.
Belum lagi dilihat dari pekembangan anak kedepannya, umumnya anak yang mengalami kekerasan seksual pada masa kecilnya, ketika menginjak masa dewasa dapat berpotensi melakukan hal yang sama dengan apa yang dirasakannya ketika masa kecil. Jika hal ini terus dibiarkan berlanjut, tidak dapat diketahui lagi bagaimana perkembangan moral bangsa Indonesia. Kekobobrokan moral dapat mengancam perkembangan tingkah laku, sikap, etika seseorang dan dapat mempengaruhi masyarakat di lingkungan yang ada di sekitarnya.


C.      Produk
Menghadapi permasalahan ini, diperlukan suatu media yang umumnya bisa digunakan oleh orang tua untuk melakukan kegiatan penyampaian informasi mengenai pendidikan seks bagi anak-anaknya, yang secara formal dapat dilakukan di rumah secara internal antar orang tua dan anak, atau guru dan murid di sekolahan. Jika ditinjau lebih lanjut pentingnya pemberian informasi akan pendidikan seks kepada anak usia dini dapat memunculkan berberapa manfaat diantaranya: (1) pendidikan seks dapat memberikan kesadaran bagi anak untuk mengetahui berbagai hal yang tidak boleh dilakukan yang berhubungan dengan masalah seksualitas, (2) untuk memberikan informasi kepada anak akan batas-batas yang wajar di dalam pergaulan, (3) untuk menghindari adanya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang menyangkut perkembangan psikologis anak kedepannya,  danlain sebagainya.
Melihat dari perkembangan zaman moderenisasi seperti saat ini, diperlukan media yang menarik dan menimbulkan kesan yang mendalam untuk mengingat apa yang ingin disampaikan, terutama yang berhubungan dengan materi pendidikan seks. Produk yang sesuai untuk menyampaikan materi pendidikan seks kepada anak usia dini adalah sebuah produk berupa diagram pohon bergambar yang di dalamnya terdapat beberapa gambar yang menunjukan akan perbedaan antara laki-laki dan perempuan, bentuk tubuh, dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan sebelum waktunya.
Berdasarka penggunaannya, seorang anak tidak hanya menerima informasi atau pengetahuan mengenai pendidikan seks dari orang tuanya, melainkan dalam hal ini anak-anak dituntut untuk terlibat aktif di dalam kegiatan pemanfaatan media tersebut. Anak-anak diminta untuk mencocokan gambar dengan tulisan yang terdapat pada papan media, hal ini tidak tergolong suatu yang sulit dikarenakan anak-anak hanya perlu menempelkannya saja. Setelah semua gambar tertempel pada papan media, orang tua diberikan kesempatan untuk memberikan informasi tentang pendidikan seks dan anak diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan diskusi dengan orang tuanya dengan mengajukan pertanyaan berkaitan dengan gambar yang telah disusunnya tersebut.
Media ini dibuat sederhana, agar anak-anak mudah untuk memahaminya. Desain dari diagram education dapat dilihat dari gambar-gambar di bawah ini.Penggunaan Diagram Education terdiri dari beberapa langkah, antara lain :
1.      Langkah ke-1, berisi mengenai diagram yang telah disiapkan untuk ditempelkan gambar-gambar yang telah disiapkan, sesuai dengan tulisan yang tertera pada papan frame tersebut. Papan frame ini terdiri dari dua dua kelompok, kelompok pertama berisi tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan kelompok kedua berisi tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak.
2.      Langkah ke-2, berisi gambar-gambar yang terdiri dari 19 gambar yang nantinya ditempelkan oleh anak pada papan frame yang telah disiapkan. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan bantuan orang tua. Dan setiap gambar telah ditempelkan perekat pada bagian belakang untuk mempermudah anak-anak untuk menempelkannya.

3.      Langkah ke-3, anak-anak memulai mencocokan dan menempelkan dari gambar-gambar yang ada ke atas papan frame.

4.      Langkah ke-4, terdapat 11 pertanyaan yang membutuhkan kepekaan dan perhatian anak-anak untuk mencocokan serta menempelkan gambar-gambar secara tepat. Pertanyaan tersebut antara lain:
a). Hal-hal yang harus diketahui anak-anak:
1). Manakah orang yang bisa mengandung?
2). Simbol toilet?
3). Adab buang air kecil?
4). Jenis orang?
5). Jenis celana yang dipakai?
6). Orang yang bisa melahirkan?
b). Hal-hal yang tidak boleh dilakukan anak-anak:
1). Membuka baju di tempat umum.
2). Menonton film porno.
3). Mencium pipi teman.
4). Mengintip orang lain.
5). Berbicara kata-kata kotor.

5.      Langkah ke-5, setelah semua gambar selesai dicocokan dan ditempelkan oleh anak. Orang tua mencoba menjelaskan beberapa informasi terkait gambar-gambar tersebut, dan anak-anak diberikan kebebasan untuk bertanya kepada orang tuanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA DAN HARAP ISI BUKU TAMU DAN TINGGALKAN ALAMAT SITUS ANDA INSYAALLAH AKAN SAYA KUNJUNGI