PENTINGNYA PENGENALAN SEX EDUCATION TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
ANAK USIA DINI OLEH ORANG TUA MELALUI PERMAINAN DIAGRAM EDUCATION
Frans
Apriliadi/12201241006/PBSI A.E 2012
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS
UNY
A.
Identitas
Artikel
Anak
usia dini pada perkembangan saat ini menjadi salah satu yang paling mudah
dipengaruhi. Anak-anak dan remaja dianggap sangat renta terhadap informasi yang
salah mengenai seks. Hal ini bisa menjadi suatu hal yang serius jika tidak
dapat ditangani dengan benar, dilihat dari
informasi yang berkembang di dalam lingkungan masyarakat sangat mudah
diperoleh dan diterima oleh anak-anak yang pada usianya yang masih sangat muda,
dan memiliki kengingintahuan yang besar.
Menghadapi
permasalahan tersebut, orang tua seharusnya memberikan perhatian khusus
terhadap anak-anak mereka. Walaupun pada dasarnya, membicarakan masalah seks
dianggap suatu hal yang tabu untuk dibicarakan di depan anak-anak apalagi untuk
mengajarkannya. Kenyataan yang terjadi, muculnya berbagai kasus yang terjadi di
Indonesia seperti halnya eksploitasi seks pada anak-anak di bawah umur, kekerasan
seksual, sampai seperti yang baru-baru ini terjadi pada salah satu sekolah di
Jakarta, yang siswanya mengalami pelecehan seksual dari oknum yang bekerja di
sekolah tersebut. Hal ini menjadi kasus yang luar biasa, dan begitu banyak
menyita perhatian dikarenakan ditemukan banyak kejanggalan yang terjadi di
dalam kasus tersebut.
Berdasarkan
hasil survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukan
bahwa lebih dari 60% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks
pranikah. Hal ini diperburuk dengan adanya survei yang mengatakan hampir 90%
siswa-siswi dari tingkat SMA sudah pernah menyaksikan film porno. Sebuah angka
yang memperhatinkan di negeri yang cukup menjunjung tinggi nilai moral dan
nilai agama. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnnya pendidikan seks kepada
anak-anak maupun remaja.
Tingginya kasus kekerasan seksual
pada anak, umumnya bisa dilakukan oleh orang-orang terdekat, tidak terkecuali dapat
dilakukan oleh salah satu anggota keluarga. Merupakan suatu bukti nyata, bahwa
kekerasan seksual maupun pelecehan seksual dapat terjadi kapanpun dan di
manapun. Buktinya saja, banyak kasus yang bermunculan seperti seorang Ayah yang
tega menodai anak kandungnya sendiri sebanyak tiga sampai lima kali, bahkan
sampai mengandung tujuh bulan. Hal ini belum diperparah dengan adanya kasus
kekerasan seksual yang melibatkan Ayah dan anak tirinya.
Melihat dari berberapa kasus di atas
kita dapat mengetahui pentingnya pemahaman akan pendidikan seks pada anak usia
dini, dimana hal ini kurang diperhatikan oleh orang tua pada masa kini.
Kebanyakan orang tua menganggap remeh dan menyerahkan begitu saja kepada
lembaga pendidikan seperti sekolah yang diberikan kewenangan mengajarkan akan
pentingnya pendidikan seks kepada anak-anak mereka. Padahal seharusnya, yang
paling bertanggung jawab mengajarakan pendidikan seks di usia dini adalah orang
tua, sedangkan sekolah hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi.
Pengenalan pendidikan seks ini
diharapkan anak-anak mulai mengenal akan identitas diri dan keluarga, mengenal
anggota-anggota tubuh mereka, serta dapat menyebutkan ciri-ciri tubuh yang
seharusnya tidak boleh diperlihatkan kepada setiap orang. Pengajaran pendidikan
seks kepada anak usia dini bukan suatu hal yang mudah, kesemuanya membutuhkan
proses yang panjang. Namun, dengan diadakannya pendidikan seks ini diharapkan
anak-anak usia dini tidak mengambil langkah yang salah dalam hidupnya.
B.
Proses
Kreatif
Berdasarkan
makalah yang telah dibaca, mucul suatu rasa ketakutan akan nasib generasi
Indonesia ke depannya. Jika diperhatikan, banyak sekali permasalahan yang
berhubungan dengan seks bebas, pelecehan seksual, kekerasan seksual, sampai
muculnya anak-anak yang terjerumus ke dalam kehidupan hubungan sesama jenis
yang dianggap menjadi suatu hal yang biasa pada zaman modern seperti saat ini.
Hal ini terjadi dikarenakan permasalahan yang pada dasarnya dapat dicegah
melalui pengenalan pendidikan seks pada anak, namun belum bisa dilakukan karena
belum mucul keinginan dari seseorang untuk memulainya.
Menghadapi
permasalahan dan isu yang terjadi saat ini, timbul anggapan bahwa rasa moral
dan akhlak sudah tidak diutamakan lagi. Peran orang tua sangat penting untuk
mendampingi anak memberikan arahan-arahan yang baik agar anak memahami serta
mampu menjaga organ seksualnya dengan baik dan benar. Inilah salah satu
pembentukan akhlak agar generasi muda memiliki benteng untuk melawan segala
bentuk pornografi yang mampu merusak generasi muda pada masa kini dan masa yang
akan datang.
Jika
hal ini terus dibiarkan, mucul berbagai macam masalah yang tentunya dapat
mempengaruhi sistem perkembangan psikologi seorang anak. Seorang anak yang
mengalami kekerasan seksual, umumnya mengalami tekanan yang berat dan
menimbulkan rasa ketakutan terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya.
Seorang anak yang awalnya sangat terbuka terhadap segala sesuatu dan setiap
orang, dapat berubah menjadi anak yang tertutup dan tidak mau mengenal siapapun
yang dianggapnya dapat melakukan hal yang sama seperti yang pernah dialaminya.
Belum
lagi dilihat dari pekembangan anak kedepannya, umumnya anak yang mengalami
kekerasan seksual pada masa kecilnya, ketika menginjak masa dewasa dapat
berpotensi melakukan hal yang sama dengan apa yang dirasakannya ketika masa
kecil. Jika hal ini terus dibiarkan berlanjut, tidak dapat diketahui lagi
bagaimana perkembangan moral bangsa Indonesia. Kekobobrokan moral dapat
mengancam perkembangan tingkah laku, sikap, etika seseorang dan dapat
mempengaruhi masyarakat di lingkungan yang ada di
sekitarnya.
C.
Produk
Menghadapi permasalahan
ini, diperlukan suatu media yang umumnya bisa digunakan oleh orang tua untuk
melakukan kegiatan penyampaian informasi mengenai pendidikan seks bagi
anak-anaknya, yang secara formal dapat dilakukan di rumah secara internal antar
orang tua dan anak, atau guru dan murid di sekolahan. Jika ditinjau lebih
lanjut pentingnya pemberian informasi akan pendidikan seks kepada anak usia
dini dapat memunculkan berberapa manfaat diantaranya: (1) pendidikan seks dapat
memberikan kesadaran bagi anak untuk mengetahui berbagai hal yang tidak boleh
dilakukan yang berhubungan dengan masalah seksualitas, (2) untuk memberikan
informasi kepada anak akan batas-batas yang wajar di dalam pergaulan, (3) untuk
menghindari adanya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang menyangkut
perkembangan psikologis anak kedepannya,
danlain sebagainya.
Melihat dari perkembangan
zaman moderenisasi seperti saat ini, diperlukan media yang menarik dan
menimbulkan kesan yang mendalam untuk mengingat apa yang ingin disampaikan,
terutama yang berhubungan dengan materi pendidikan seks. Produk yang sesuai
untuk menyampaikan materi pendidikan seks kepada anak usia dini adalah sebuah
produk berupa diagram pohon bergambar yang di dalamnya terdapat beberapa gambar
yang menunjukan akan perbedaan antara laki-laki dan perempuan, bentuk tubuh,
dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan sebelum waktunya.
Berdasarka penggunaannya,
seorang anak tidak hanya menerima informasi atau pengetahuan mengenai
pendidikan seks dari orang tuanya, melainkan dalam hal ini anak-anak dituntut
untuk terlibat aktif di dalam kegiatan pemanfaatan media tersebut. Anak-anak
diminta untuk mencocokan gambar dengan tulisan yang terdapat pada papan media,
hal ini tidak tergolong suatu yang sulit dikarenakan anak-anak hanya perlu
menempelkannya saja. Setelah semua gambar tertempel pada papan media, orang tua
diberikan kesempatan untuk memberikan informasi tentang pendidikan seks dan
anak diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan diskusi dengan orang tuanya
dengan mengajukan pertanyaan berkaitan dengan gambar yang telah disusunnya
tersebut.
Media ini dibuat
sederhana, agar anak-anak mudah untuk memahaminya. Desain dari diagram education dapat dilihat dari
gambar-gambar di bawah ini.Penggunaan Diagram
Education terdiri dari beberapa langkah, antara lain :
1.
Langkah ke-1,
berisi mengenai diagram yang telah disiapkan untuk ditempelkan gambar-gambar
yang telah disiapkan, sesuai dengan tulisan yang tertera pada papan frame tersebut. Papan frame ini terdiri dari dua dua kelompok,
kelompok pertama berisi tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Sedangkan kelompok kedua berisi tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh
anak-anak.
2.
Langkah ke-2, berisi gambar-gambar yang
terdiri dari 19 gambar yang nantinya ditempelkan oleh anak pada papan frame yang telah disiapkan. Dalam
pelaksanaannya dibutuhkan bantuan orang tua. Dan setiap gambar telah
ditempelkan perekat pada bagian belakang untuk mempermudah anak-anak untuk
menempelkannya.
3.
Langkah ke-3, anak-anak memulai
mencocokan dan menempelkan dari gambar-gambar yang ada ke atas papan frame.
4.
Langkah ke-4, terdapat 11 pertanyaan
yang membutuhkan kepekaan dan perhatian anak-anak untuk mencocokan serta
menempelkan gambar-gambar secara tepat. Pertanyaan tersebut antara lain:
a).
Hal-hal yang harus diketahui anak-anak:
1). Manakah orang yang bisa mengandung?
2). Simbol toilet?
3). Adab buang air kecil?
4). Jenis orang?
5). Jenis celana yang dipakai?
6). Orang yang bisa melahirkan?
b). Hal-hal yang tidak boleh dilakukan
anak-anak:
1). Membuka baju di tempat umum.
2). Menonton film porno.
3). Mencium pipi teman.
5). Berbicara kata-kata kotor.
5. Langkah
ke-5, setelah semua gambar selesai dicocokan dan ditempelkan oleh anak. Orang
tua mencoba menjelaskan beberapa informasi terkait gambar-gambar tersebut, dan
anak-anak diberikan kebebasan untuk bertanya kepada orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar