Selamat Datang Di blogku...Selamat Membaca Semoga Bermanfaat
Kupersembahkan Rangkaian Kata-Kata Indah Buat Ibu Saya Tercinta Dirumah, Wanita Yang Paling Saya Cinta Dan Paling Saya Bangga

Sabtu, 10 Mei 2014

Contoh Teks Narasi


Keikhlasan Demi Keluarga Di Rumah
Frans Apriliadi/12201241006/PBSI K

Suasana hari itu terasa dingin sekali, seorang Bapak Tua mengayuh sepeda ontel dengan semua barang-barang kerjanya. Menyusuri jalan tikus di sekitar Karang Malang sampai Bulaksumur demi mencari uang untuk sesuap nasi. Bapak Tua yang berusia hampir setengah abad itu berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling, tiada tanggal merah dikalender harinya, semuanya terlihat sama berwarna hitam pekat seperti warna sepeda yang selalu dibawanya setiap hari.
Hari itu adalah hari rabu, hari dimana awanpun tidak menampakan lagi keputihannya, tetapi digantikan segumpalan awan hitam yang menandakan akan segera turun hujan. Namun, tak ada sedikitpun kata yang menandakan kekhawatiran, kelelahan maupun penyesalan menjalani profesi hidup ini, selagi belum turun hujan sepeda tua itupun terus berjalan mencari pelanggan-pelanggan yang sedang menungggunya. Selagi semuanya halal apapun dilakukannya. Namun, belum ada satu pelangganpun yang menggunakan jasanya, Bapak itupun hanya duduk termenung disalah satu kursi disalah satu kontrakan di blok c no.18 sambil mengelap keringat disekitar leher dan wajahnya.
Di kontrakan itulah akhirnya ia menemukan pelanggan pertamanya, seorang pemuda 19 tahun keluar dengan membawa sepasang sepatu yang salah satunya ternga-nga. Alhamdulillah ucap Bapak Tukang sol sepatu itu sambil menyapa pemuda yang sepertinya sedang tergesa-gesa menemui bapak tukang sepatu itu takut kehilangan jejaknya. Sebenarnya, dengan tangan yang sudah puluhan tahun menjahit puluhan sepatu, tidak perlu membutuhkan waktu lama baginya untuk menyelesaikan sepasang sepatu itu.
Pada waktu yang bersamaan, terdengar suara Tukang Sol sepatu yang lain melintas diantara mereka. Dengan sekali teriak, Bapak Tukang Sepatu itupun memanggil temannya untuk membantu menyelesaikan jahitan sepatu yang sedang dikerjakannya. Sehingga sepasang sepatu dikerjakan oleh 2 orang Tukang Sol sepatu keliling. Setelah rampung, saya tanya berapa upah yang harus saya bayar. Bapak Tua tersebut hanya menjawab Rp.10.000,-. Harga yang pantas untuk satu pasang sepatu, kicauku dalam hati. Namun, terkejutnya aku ketika uang Rp.10.000,- yang terdiri dari dua lembar uang  Rp.5.000,- itu, salah satunya diberikan kepada temannya. Lantas muncul pertanyaan didalam benak saya mengapa Bapak tersebut memberikan sebagian rezeki yang didapat kepada temannya.
Sebagai seorang Tukang Sol sepatu yang dapat dikatakan bukan pemula lagi, bukan suatu hal yang sulit baginya untuk menyelesaikan sepasang sepatu tersebut, saya tanya mengapa tidak dikerjakan sendiri Pak? Jawab Bapak Sol dengan sedikit tertawa: supaya cepat selesai dan lagipula sebentar lagi akan turun hujan lebat, kasihan keluarga Bapak menunggu di rumah. Sungguh luar biasa Bapak satu ini, walaupun sederhana hidupnya, ia pun tidak mau membuat keluarganya khawatir menunggunya  hanya demi uang yang mungkin akan didapatnya dengan cara berbeda. Dan kita sebagai Insanya seharusnya senantiasa meyakini ada jalan yang lain yang Allah rencanakan kepada kita.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA DAN HARAP ISI BUKU TAMU DAN TINGGALKAN ALAMAT SITUS ANDA INSYAALLAH AKAN SAYA KUNJUNGI