KEGUNAAN
PENUTUP KEPALA
Frans Apriliadi
(12201241006)
Semua Muslim di dunia pasti sudah
tidak asing lagi dengan istilah songkok, peci atau kopiah. Hampir setiap
Negara-negara yang mayoritas Muslim menggunakan penutup kepala sebagai pembeda
dengan masyarakat pemeluk agama lain. Dan dianggap apabila menggunakan penutup
kepala yang biasa disebut kopiah pada saat waktu ibadah sholat, ibadah sholat akan terasa
sempurna.
Penutup
kepala pada umumnya terbuat kain yang dibuat dengan bentuk tertentu sesuai
dengan adat di daerah setempat. Penutup kepala tidak selalu berwarna hitam
seperti yang kita jumpai selama ini, bahkan ada kopiah yang memiliki berbagai
macam warna, bentuk dan juga motif.
Bagi kalangan masyarakat Muslim di
Nusantara, pemakaian penutup kepala dianggap sebagai pelengkap dalam menghadiri
berbagai macam kegiatan adat, acara pernikahan, hari besar agama bahkan
pertemuan antar Negara. Di berbagai daerah bahkan Negara memiliki sebutan
sendiri terhadap istilah penutup kepala ini, seperti di Indonesia disebut
Kopiah, di Malaysia disebut songkok, di Brunai disebut tengkolok, di Bali biasa
disebut Udeng, di Jawa istilah yang dipakai berbeda lagi yaitu Blangkon, yang
merujuk pada sejenis ikat penutup kepala.
Di Indonesia pemakaian penutup
kepala sudah tidak asing lagi, bahkan Bapak proklamator kita yaitu Bapak
Ir.Soekarno sudah memakai kopiah menjadi suatu hal yang wajib dalam kegiatan
kenegaraannya. Hampir setiap Negara memiliki penutup kepala, bahkan agama lain
pun memiliki penutup kepalanya sendiri. Di daerah Indonesia yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda memiliki ciri penutup kepala yang beragam.
Pada saat ini, masyarakat umumnya
mencari suatu hal yang mudah dan murah tanpa mementingkan kualitas penutup
kepala itu sendiri. Di indonesia sendiri banyak tempat yang bisa di temui
ketika mencari tempat penjualan penutup kepala, diantaranya Pasar Tanah Abang
di Jakarta atau Kampung Arab di Surabaya, namun kualitas yang ditawarkan adalah
produk hasil buatan luar negeri.
Sejak
zaman Sunan Giri hingga saat ini Kabupaten Gresik, Kudus, Pekalongan dan
Tasikmalaya masih menjadi sentral industri penutup kepala. Produsen yang
terkenal saat ini adalah kopiah Awing yang masih memproduksi penutup kepala
dengan dibantu para santrinya, yang menujukan bahwa identitas Nasional masih
tetap dijaga oleh pembuat kopiah di masyarakat, walaupun kalah saing dengan
produk luar negeri.
Dalam
adat malayu sumatera, pemakaian penutup kepala dianggap sabagai simbol
identitas dari kaum laki-laki ketika lelaki tersebut sudah memasuki masa
dewasa, selain itu dikarenakan di daerah sumatera terdiri dari berbagai suku
maka penutup kepala dianggap sebagai pembeda antara suku yang satu dengan suku
yang lainnya, yang umumnya dibedakan dengan bentuk atau tinggi ukurannya.
Dalam
kepercayaan masyarakat Bali pun, pemakaian penutup kepala umumnya memiliki
nilai filosofi sendiri sebagai simbol pemersatu kaum lelaki tanpa membedakan
status dan dari kalangan mana ia berasal. Ketika beribadah di pura, penutup
kepala digunakan untuk mencegah adanya rambut yang rontok dan dapat
melanggar kesucian pura. Penutup kepala yang digunakan saat
beribadah umumnya berwarna putih polos yang melambangkan kesucian.
Di
luar Negeri pun terutama Negara-negara Muslim, terutama orang-orang Arab
mempunyai kebiasaan memakai sesuatu di atas kepala mereka. Mereka menganggap
tidak pantas tidak menggunakan tutup kepala seperti kopiah.
Kopiah
umumnya yang mereka pakai sudah dililit melingkar dengan kain berwarna putih
yang biasa disebut sorban. Orang-orang Arab banyak menganggap dengan memakai penutup
kepala dapat mengurangi dehidrasi terhadap panas disiang hari dan mengurangi
dingin sewaktu tidur pada malam hari.
Dalam kepercayaan orang Arab, memakai penutup kepala dianggap sebgai
suatu hal yang terpuji bahkan penutup kepala dianggap simbol dan pakaian yang
resmi dipakai ketika melakukan Ijab kabul pernikahan bagi umat Muslim di
seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar